Selasa, 26 April 2011

Media Pembelajaran

MEDIA PEMBELAJARAN

A.    Pendahuluan
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Media sebagai salah satu sumber belajar ikut membantu guru memperkaya wawasan anak didik. Aneka macam bentuk dan jenis media yang digunakan oleh guru menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi anak didik. Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan mengenai hakikat media, macam-macam media pembelajaran, media dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, contoh pemanfaatan media dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.
B.     Pembahasan
1.      Hakikat Media
Kata “media” berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium”, yang secara harfiah berarti “perantara atau pengantar”. Jadi, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.
Bila media adalah sumber belajar, maka secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda, ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran.
2.      Macam-macam Media
a.       Dilihat dari jenisnya
1)      Media auditif
Media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, cassette recorder, piringan hitam.
2)      Media visual
Media yang hanya mengandalkan indra penglihatan, seperti film strip (film rangkai), slides (film bingkai) foto, gambar atau lukisan, cetakan.
3)      Media audiovisual
Media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Media ini dibagi ke dalam :
a)      Audiovisual diam
Media yang menampilkan suara dan gambar diam, seperti film rangkai suara, cetak suara.
b)      Audiovisual gerak
Media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak, seperti film suara dan video-cassette. Media ini dibagi lagi menjadi 2, yaitu:
·         Audiovisual murni, yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar berasal dari suatu sumber, seperti film video-cassette.
·         Audiovisual tidak murni, yaitu unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber yang berbeda, seperti film bingkai suara yang unsur gambarnya bersumber dari slides proyektor dan unsur suaranya dari tape recorder.
b.      Dilihat dari daya liputnya
1)      Media dengan daya liput luas dan serentak
Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang. Contoh: radio dan televisi.
2)      Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat
Penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus, seperti film, sound slide, yang harus menggunakan tempat yang tertutup dan gelap. 
3)      Media untuk pengajaran individual
Penggunaannya hanya untuk seorang diri, seperti modul berprogram dan pengajaran melalui komputer.
4)      Dilihat dari bahan pembuatannya
a)      Media sederhana
Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit.
b)      Media kompleks
Media ini bahan dan alat pembuatannya sulit diperoleh serta mahal harganya, sulit membuatnya, dan penggunaannya memerlukan keterampilan yang memadai.
Menurut Drs. Harjanto (1997 : 237-238) ada beberapa jenis media, yaitu
a.       Media grafis atau disebut juga media dua dimensi
Media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar. Contoh: gambar, foto, grafik, poster, diagram, dan lain-lain.
b.      Media tiga dimensi
Media ini berbentuk model, seperti model padat (solit model), model penampang, model susun, model kerja, mock up, diorama, dan lain-lain.
c.       Media proyeksi
Seperti slide filmstrip, film, penggunaan OHP, dan lain-lain.
d.      Penggunaan lingkungan sebagai media pendidikan.
3.      Media dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media.
Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut.
a.       Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
b.      Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra, seperti misalnya:
1)      objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realitas, gambar, film bingkai, film, atau model;
2)      objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar;
3)      gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed photography;
4)      kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal;
5)      objek yang terlalu kompleks (misalnya mesian-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain;
6)      konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain.
c.       Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk:
1)      menimbulkan kegairahan belajar,
2)      memungkinkan interaksi yang lebih langsung anatara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan,
3)      memungkinkan anak didik belajar sensisr-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
d.      Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Apalagi bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuan dalam:
1)      memberikan perangsang yang sama,
2)      mempersamakan pengalaman,
3)      menimbulkan persepsi yang sama. (S. Sadiman, Arief : 17 dalam Harjanto, 1997 : 245-246)
Pemanfaatan media dalam kaitannya dengan mata pelajaran bahasa Indonesia sangat membantu peserta didik dalam memahami dan menangkap materi pelajaran yang disampaikan oleh guru, juga membantu guru dalam menjelaskan sesuatu bahan yang tidak mampu dijelaskannya. Dengan adanya media dalam pembelajaran bahasa Indonesia, dapat mengembangkan keterampilan kebahasaan, berbahasa, dan kesastraan pada peserta didik.
Sebagai media yang meletakkan cara berpikir konkret dalam kegiatan belajar mengajar, pengembangan media sangat diperlukan dalam mengembangkan pembelajaran bahasa Indonesia. Media yang perlu digunakan untuk pengembangan pembelajaran bahasa Indonesia yaitu media pandang-dengar (audio-visual), seperti kamera, poster, gambar, OHP, slide, dan lain-lain. Dengan mengembangkan media pandang-dengar dalam pembelajaran bahasa Indonesia ada tiga aspek yang dapat diamati, yaitu sikap mental, kemampuan mengemukakan pendapat dengan penalaran atau logika yang logis dan penggunaan bahasa yang kreatif.
4.      Contoh Pemanfaatan Media dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Manfaat penggunaan media dalam kegiatan belajar mengajar sangat membantu peserta didik dalam memahami konsep tertentu, yang tidak atau kurang mampu dijelaskan dengan bahasa.
Sebagai contoh, dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Pemanfaatan media seperti Power Point digunakan dalam keterampilan menulis (proposal). Power Point sebagai salah satu media yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan menulis peserta didik dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
Dengan penggunaan LCD dimaksudkan peserta didik lebih tertarik dan lebih mudah untuk menyerap informasi. Selain itu, pengelolaan waktu pembelajaran lebih efektif. Dengan adanya media ini, peserta didik dapat mencatat bagian-bagian penting materi pelajaran yang tertulis pada tayangan.
Penayangan contoh proposal dapat memberikan gambaran siswa sesuai bentuk asli yang dapat dilanjutkan siswa untuk menyusun proposal dengan tema yang berbeda. Penggunaan media ini, kemampuan peserta didik akan lebih meningkat dan pengajaran bahasa Indonesia lebih menyenangkan.
Contoh lain, pembelajaran bahasa Indonesia agar menjadi lebih menarik dan berhasil dapat menggunakan media presentasi pembelajaran. Misalnya, guru membuat media presentasi pembelajaran dari wacana rekaman berita televisi yang dikemas dalam compact disk (CD), kemudian para siswa diajak menuju ruang multimedia. Guru memberikan pengantar dan penjelasan materi sebentar. Setelah itu memutar dan menayangkan media presentasi pembelajaran. Setelah selesai penayangan tersebut, guru menugasi siswa menuliskan ide-ide pokok dari wacana rekaman berita televisi, kemudian mengumpulkan hasil tulisan siswa .
Penggunaan media presentasi pembelajaran intersebut akan menambah ketertarikan dan antusias siswa dalam menyimak tayangan tersebut. Siswa dapat membuat catatan kecil untuk membantu mengingat saat akan menuliskannya nanti.  Dengan adanya media ini, akan dapat meningkatkan motivasi siswa, memperjelas pemahaman siswa terhadap wacana berita televisi, siswa terlibat aktivitas aktif dalam pembelajaran, dan dapat meningkatkan kemampuan menyimak pada peserta didik.
C.    Penutup
Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran.
Macam-macam media diklasifikasikan menjadi 3, yaitu dilihat dari jenisnya, dilihat dari daya liputnya, dilihat dari bahan pembuatannya; sedangkan menurut Drs. Harjanto media dibagi menjadi 4 macam, yaitu media grafis, media tiga dimensi, media proyeksi, penggunaan lingkungan.
Media dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia membantu guru dalam menjelaskan sesuatu bahan yang tidak mampu dijelaskannya. Selain itu, dapat mengembangkan keterampilan kebahasaan, berbahasa, dan kesastraan pada peserta didik.
Contoh pemanfaatan media dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia salah satunya adalah power point. Media ini digunakan dalam keterampilan menulis (proposal) untuk meningkatkan kemampuan menulis peserta didik dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Harjanto. 1997. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Nur Andi, Tantra. 2008. “Belajar Bahasa Indonesia yang Menyenangkan”. Dalam http://tantrajournalist.blogspot.com/2008/04/belajar-bahasa-indonesia-yang.html. 02 April 2008.
Iswahyudi. 2008. “Contoh Media Pembelajaran Bahasa Indonesia”. Dalam http://wibers.blogspot.com./2008/05/contoh-media-pembelajaran-bahasa-indonesia.html. 20 Mei 2008.
Kusumah, Wijaya. 2008. “Penggunaan Media Presentasi Pembelajaran Bahasa Indonesia”. Dalam http://wijayalabs.wordpress.com/2008/09/11/penggunaan-media-presentasi-pembelajaran-bahasa-indonesia/. 11 September 2008.

Rabu, 20 April 2011

Inspirasi: Emas dan Loyang


Emas dan Loyang

Beberapa waktu yang lalu, di Mesir hidup seorang sufi tersohor bernama Zun-Nun. Seorang pemuda mendatanginya dan bertanya, “Guru, saya tak mengerti mengapa orang seperti Anda mesti berpakaian apa adanya, amat sangat sederhana. Bukankah di masa seperti ini berpakaian sebaik-baiknya amat perlu, bukan hanya untuk penampilan namun juga untuk banyak tujuan lain.”
Sang sufi hanya tersenyum; ia lalu melepaskan cincin dari salah satu jarinya, lalu berkata, “Sobat muda, akan kujawab pertanyaanmu, tetapi lebih dahulu lakukan satu hal untukku. Ambillah cincin ini dan bawalah ke pasar di seberang sana. Bisakah kamu menjualnya seharga satu keping emas?”
Melihat cincin Zun-Nun yang kotor, pemuda tadi merasa ragu, “Satu keping emas? Saya tidak yakin cincin ini bisa dijual seharga itu.” “Cobalah dulu, sobat muda. Siapa tahu kamu berhasil.”
Pemuda itu pun bergegas ke pasar. Ia menawarkan cincin itu kepada pedagang kain, sayur, penjual daging dan ikan, serta kepada yang lainnya. Ternyata, tak seorang pun berani membeli seharga satu keping emas. Mereka menawarnya hanya satu keping perak. Tentu saja, pemuda itu tak berani menjualnya dengan harga satu keping perak. Ia kembali ke padepokan Zun-Nun dan melapor, “Guru, tak seorang pun berani menawar lebih dari satu keping perak.”
Zun-Nun, sambil tetap tersenyum arif, berkata, “Sekarang pergilah kamu ke toko emas di belakang jalan ini. Coba perlihatkan kepada pemilik toko atau tukang emas di sana. Jangan buka harga, dengarkan saja bagaimana ia memberikan penilaian.”
Pemuda itu pun pergi ke toko emas yang dimaksud. Ia kembali kepada Zun-Nun dengan raut wajah yang lain. Ia kemudian melapor, “Guru, ternyata para pedagang di pasar tidak tahu nilai sesungguhnya dari cincin ini. Pedagang emas menawarnya dengan harga seribu keping emas. Rupanya nilai cincin ini seribu kali lebih tinggi daripada yang ditawar oleh pedagang di pasar.”
Zun-Nun tersenyum simpul sambil berujar lirih, “Itulah jawaban atas pertanyaanmu tadi sobat muda. Seseorang tak bisa dinilai dari pakaiannya. Hanya “para pedagang sayur, ikan dan daging di pasar” yang menilai demikian. Namun tidak bagi ‘pedagang emas’. Emas dan permata yang ada dalam diri seseorang, hanya bisa dilihat dan dinilai jika kita mampu melihat kedalaman jiwa. Diperlukan kearifan untuk menjenguknya. Dan itu butuh proses wahai sobat mudaku. Kita tak bisa menilainya hanya dengan tutur kata dan sikap yang kita dengar dan lihat sekilas. Seringkali yang disangka emas ternyata loyang dan yang kita lihat sebagai loyang ternyata emas.” (Sumber: 1000 Kata Motivasi Ampuh).

Cerpen: Ketulusan Cinta


Ketulusan Cinta
Karya: Endah

“Cinta hadir tanpa kita pinta dan perginya cinta tanpa kita sendiri relakan”. Itulah kalimat yang terucap dari bibir Ami, setelah setahun kepergian Ilham. Kalimat itu mengingatkan pada kisah cintanya yang berakhir dengan kesedihan.
Kisah cinta itu berawal dari pertemuan Ami dengan Ilham dalam kegiatan orientasi siswa baru. Saat itu, Ami, yang telah lulus dari Sekolah Menengah Pertama berniat meneruskan sekolahnya ke sekolah favorit, SMA N 4 Surakarta. Impiannya pun terwujud. Ia diterima menjadi siswa baru di sekolah tersebut. Tidak mustahil, ia bisa diterima di sekolah favorit itu karena kepandaiannya. Selain pandai, keistimewaan Ami terletak pada kesederhanaannya dan ia mudah bergaul. Pantas saja ia mempuyai banyak teman sewaktu di SMP.
Seperti yang telah Ami rasakan di bangku SMP, ia kembali merasakan masa-masa menjadi siswa baru dalam kegiatan orientasi selama tiga hari.
“Kali ini, kegiatan orientasi  pasti lebih ketat, semua siswa baru digojlok habis-habisan”, pikir Ami sembari bersiap-siap untuk berangkat.
Walaupun begitu, ia tetap bersemangat melangkah dengan pasti menuju ke sekolah. Sesampainya di sekolah, ia pun bertemu dengan teman-temannya sesama siswa baru dan dengan cepat ia mendapatkan teman baru. Banyak teman barunya yang menyukainya.
Hari pertama orientasi siswa baru pun dimulai. Semua siswa baru berkumpul di halaman sekolah untuk berkenalan dengan semua pengurus kegiatan orientasi. Pengurus kegiatan orientasi adalah siswa kelas XI dan XII. Perkenalan pun dimulai dan ia bertemu dengan Ilham, siswa kelas XII yang menjadi salah satu pengurus. Ilham, salah satu siswa yang berprestasi di sekolahnya, ia juga dikenal sebagai siswa yang tidak neko-neko sehingga banyak cewek yang kagum dan menyukainya. Untuk pertama kalinya, Ami merasakan getaran di hatinya saat melihat Ilham, begitu juga sebaliknya. Seperti yang dikatakan kebanyakan orang, itulah “cinta pada pandangan pertama”.
Hari kedua dan ketiga kegiatan orientasi pun berakhir dengan cepat. Sejak saat itu, Ami dan Ilham sering bertemu secara tidak sengaja. Mereka sering berpas-pasan, bertemu di kantin, juga saat pulang sekolah. Lambat laun mereka saling mengenal dan bertukar nomor Hp. Seiring berjalannya waktu, hubungan mereka semakin dekat. Mereka saling memuji satu sama lain dan sering ngobrol bareng saat jam istirahat. Ami menyukai Ilham karena kesederhanaannya, begitu pun Ilham. Kesederhanaan merekalah yang menumbuhkan cinta di antara mereka.
Akhirnya, pada suatu malam, Ilham menyatakan cinta kepada Ami lewat Hp. Hp Ami pun berdering. Kring..kring..kring!!!
“Siapa malam-malam telpon?” gerutu Ami sembari mengambil Hp-nya.
Seketika itu, ia kaget juga senang melihat nama yang tertera di layar Hp-nya adalah Ilham. Ia tidak menyangka bahwa Ilham akan menelponnya. Langsung diangkatnya telpon dari Ilham.
“Ami saat aku melihatmu pertama kali, aku mengagumimu dan menyukai kesederhanaanmu. Aku mencintaimu”, tutur Ilham.
Seketika Ami pun kaget dan hatinya berdegup kencang campur senang, mendengar Ilham menyatakan cinta kepadanya.
“Apakah kamu juga merasakan hal yang sama sepertiku, Ami?” lanjut Ilham.
Setelah beberapa menit Ami terdiam, ia pun menjawabnya, “Iya, aku pun juga begitu, Kak Ilham”.
“Terimakasih, aku senang mendengarnya. Ya udah, met malam Ami, sampai ketemu besok?” tutur Ilham.
“Malam Kak”, jawabnya.
Percakapan mereka pun berakhir. Begitu bahagianya Ami malam itu. Ia berbunga-bunga dan wajahnya terlihat merah.
Keesokan harinya, mereka bertemu di sekolah. Akhirnya mereka resmi menjalin cinta. Hari demi hari mereka lewati bersama. Saat menjelang dan menghadapi ujian pun, tak lupa Ami selalu menemani Ilham belajar dan selalu memberinya semangat serta motivasi. Akhirnya, Ilham lulus dengan prestasi yang memuaskan, sedangkan ia naik ke kelas XI dengan prestasi yang memuaskan pula.
Tak terasa hubungan mereka sudah setahun. Saat itu pula, mereka harus berpisah karena Ilham melanjutkan pendidikan tinggi di Institut Teknologi Bandung. Ami begitu sedih harus berpisah dan berjauhan dengannya walaupun komunikasi di antara mereka tetap berjalan dengan baik.
Beberapa bulan kemudian, bertepatan dengan hari ulang tahun Ami, Ilham pulang ke Solo. Mereka pun bertemu, saling melepas rindu dan merayakan ulang tahun Ami bersama. Ami begitu bahagia, tepat di saat ulang tahunnya, orang yang ia cintai ada di sisinya. Begitu cepat waktu berlalu dan perayaan itu pun telah usai. Ilham harus kembali lagi ke Bandung. Mendengarnya, Ami sedih sekali karena harus berpisah lagi dengannya. Tapi, Ilham membuatnya tersenyum kembali ketika ia mengatakan pernyataan cintanya dulu kepada Ami.
“Aku menyukai kesederhanaanmu. Aku mencintaimu. Jagalah ketulusan cintaku”, ucap Ilham untuk terakhir kalinya sebelum berpisah dengan Ami.
Akhirnya, Ami pun mengantar kepergian Ilham. Kemudian, ia pun pulang ke rumah. Baru saja tiba di rumah, Hp-nya berdering.
“Dari kantor polisi? Ada apa ya?” pikirnya.
“Halo?”ucap Ami.
“Halo, selamat siang. Apa benar ini saudara Ami?” ucap Pak Polisi.
“Iya benar. Ada apa Pak?” jawabnya.
“Maaf saudara Ami, teman Anda Ilham mengalami kecelakaan dan meninggal dalam perjalanan menuju ke rumah sakit”, ucap Pak Polisi.
Sontak Ami kaget dan badannya lemas tak berdaya. Ia menangis histeris. Mengingat perkataan Ilham terakhir kali, membuatnya sedih. Ia baru menyadari bahwa itu adalah pesan terakhir Ilham kepadanya sebelum ia pergi untuk selamanya. Ami tidak menyangka, pertemuannya itu adalah pertemuan terakhirnya dengan Ilham dan untuk terakhir kalinya ia melihat Ilham. Di dalam lubuk hatinya, ia akan menjaga ketulusan cinta Ilham kepadanya dan akan ikhlas merelakan kepergian Ilham. Ia sadar, cinta tak harus memiliki.
Setahun berlalu sejak kepergian Ilham, Ami kembali menata hatinya dan melanjutkan sekolahnya yang masih duduk di kelas XII.